Home > News

Marcus Fernaldi Berkisah Tentang Keputusannya untuk Gantung Raket

Pemain spesialis ganda putra Marcus Fernaldi Gideon menceritakan tentang keputusannya untuk gantung raket
Marcus Fernaldi Gideon (Sumber foto: PBSI)
Marcus Fernaldi Gideon (Sumber foto: PBSI)

Badmintonews.id, JAKARTA -- Pemain spesialis ganda putra Marcus Fernaldi Gideon memutuskan untuk mengundurkan diri. Ketika ditemui di Indihome Gideon Badminton Academy (IGBA) beberapa waktu lalu, Sinyo mengungkapkan sudah cukup lama punya niatan untuk pensiun.

Namun dia memilih waktu yang tepat yang mudah diingat yakni saat dirinya merayakan hari ulang tahun yang ke 33 tahun. Sinyo mengaku keputusan ini juga sudah dibicarakan dengan partner tersuksesnya Kevin Sanjaya Sukamuljo.

"Keputusan yang sudah lama, tapi saya umumkan pas ultah biar gak lupa. banyak yang menyayangkan, ada yang membandingkan dengan Daddies. Tapi ini keputusan yang terbaik menurut saya, saya sudah puas dengan apa yang di alai di bulu tangkis. Jangan bandingkan saya dengan Daddies, karena setiap orang punya jalannya masing-masing," tutur dia.

Jika melihat usia Daddies memang jauh di atas Marcus yang baru 33 tahun. Hendra Setiawan saat ini berusia 40 tahun dan Mohamad Ahsan 37 tahun. Hingga kini Daddies masih dapat bersaing dengan pasangan ganda putra dunia lainnya yang usianya jauh lebih muda.

Marcus mengaku salah satu alasan pensiun adalah dirinya tidak siap kalau harus berpasangan dengan pemain baru, karena harus memulai dari awal dengan mengikuti turnamen kecil yang biasanya tempat turnamennya jauh.

"Kalau harus dari bawah lagi berat," ujarnya.

Banyak gelar yang sudah dicapainya terutama saat berpasangan dengan Kevin, dimana duet pemain yang bertubuh mungil ini terkenal dengan julukan Minions. The Minions merajai bulu tangkis dunia 2016-2019, lima tahun mereka bercokol menjadi pemain nomor satu dunia.

Manusia memang tak ada yang sempurna, walau 30 gelar BWF, Medali emas Asian Games, Piala Thomas juga sudah digapai, ada dua gelar mayor yang belum diraihnya yakni Emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia. Namun Sinyo tak penasaran, menurutnya dia sudah sangat puas dengan pencapaiannya, apalagi dulu pernah dianggap madesu (masa depan suram).

Dari banyak momen menurut Sinyo yang paling berkesan adalah ketika meraih medali emas Asian Games 2018 di Istora Senayan Jakarta. "Saat itu main di Jakarta, ribuan penggemar memadati Istora Senayan, untuk dapat tiket buat keluarga saja susah sekali. Lawan di final yakni Fajar/Rian sedang bagus-bagusnya. Sempat tertinggal jauh, dan akhirnya bisa menang untuk mempersembahkan emas ke-24 bagi Merah Putih."

Sinyo belum ingin melatih di Pelatnas, dia kini fokus membesarkan klubnya IGBA yang terletak di kawasan Gunung Putri Bogor. Bersama sang Ayah, Sinyo bertekad melahirkan pemain-pemain yang nantinya dapat mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia

Bahkan tekadnya mengembangkan bulu tangkis di daerah yang masih belum tersentuh seperti di Papua. Selamat gantung raket Sinyo..

Fitriyanto

× Image