Viral Rehan Dinilai Kegemukan, Tim Dokter PBSI: Massa Lemak Rehan Normal, Meski Mepet ke Batas Atas
Bulutangkis.republika.co.id, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, pemain spesialis ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto viral di media sosial. Ini akibat foto wawancara usai dia bermain dan menggunakan kaosnya untuk mengelap keringat di wajahnya dan memperlihatkan bagian perutnya.
Netizen pun berkomentar, perut Rehan dinilai terlalu gemuk untuk ukuran atlet aktif seperti Rehan. Apalagi Rehan dan juga pasangannya, Lisa Ayu Kusumawati sedang berburu poin menuju Olimpiade 2024.
"Saat Rehan mau berangkat ke turnamen China Open, indeks massa lemak di tubuhnya saat kami ukur hasilnya memang normal, walaupun mepet ke batas atas," kata dokter gizi Pelatnas PBSI, Paulina Toding dalam rilis dari PBSI, Rabu (13/9/2023).
Untuk Rehan, lanjut dia, pada saat kembali ke pelatnas, tentu Rehan akan kembali dicek berapa berat badannya, termasuk massa lemak dan otot tubuhnya. Kemudian Rehan akan mendapat menu khusus.
"Serta kami pantau perkembangannya agar berat badan dan massa lemaknya kembali berada di kisaran normal," kata dia.
Paulina memastikan, sepekan sebelum mengikuti sebuah turnamen, seluruh atlet pelatnas wajib melakukan timbang badan. Ini sekaligus untuk mengukur indeks massa otot, massa lemak, dan berat badannya. Mereka wajib melakukan timbang badan.
"Kalau ada kelebihan massa lemak tentu akan dipantau setiap minggunya. Setiap bulan juga ada tes timbang badan untuk mengukur berapa indeks massa lemak tubuhnya. Bahkan saat mau berangkat dan kembali mereka harus kembali timbang lagi. Kalau ada lemak berlebih nantinya ada program khusus untuk si atlet bersangkutan," kata dia.
Untuk diketahui, standar indeks massa lemak tubuh untuk atlet putra 10-18, dan 18-26 putri. Ini merupakan standar massa lemak di dalam tubuh. Kalau kurang dari angka itu, biasanya akan ada perlakuan khusus, seperti menu tambahan dengan minum susu bagi atlet.
Nutrisi dan gizi semua atlet di pelatnas hari-harinya semua dikontrol. Sudah pasti dengan berdasarkan hasil timbangan yang mencakup komposisi tubuh. Dari situ kami tahu asupan apa yang harus ditambah atau dikurangi untuk atlet tersebut. Misalnya asupan dengan penambahan susu dengan tinggi kalori atau dengan defisit kalori.
Secara umum indeks massa otot dan lemak atlet-atlet di pelatnas, hasilnya baik. Massa otot tubuhnya baik. Untuk massa lemak juga berada dalam kisaran normal.
"Namun, walaupun berada dalam kisaran normal, tetap kami diskusikan lagi ke atlet yang bersangkutan apakah sudah cukup nyaman dengan komposisi tubuh tersebut. Ini terkait dengan kelincahan, endurance, dan power tentu saja atlet sendiri yang dapat merasakan," kata dia.
Menu harian atlet di pelatnas memang diatur dengan ketat. Dari bagian dapur, jauh-jauh hari sudah berbagi informasi tentang beberapa menu yang akan disajikan. Komposisinya harus lengkap mulai dari karbohidrat paling banyak yaitu 40-60 persen, lalu protein 15 persen, dan lemak 25 persen. Tim dokter juga selalu memperhatikan agar menu yang tersedia, rendah lemak.
"Harus diakui, tipe badan seseorang itu berbeda-beda. Ada yang bawaannya sudah kurus dan atletis, namun ada pula yang berisi, sehingga perlu effort lebih untuk membentuk tubuh yang sesuai untuk seorang atlet," kata Paulina menegaskan.