Buka 'Borok' PBSI, Taufik Hidayat: Aneh, Pelatih Senior dan Junior Saja Nggak Sinkron
Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat memutuskan keluar dari kepengurusan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sejak Maret 2022 lalu. Dalam kepengurusan PBSI periode 2020-2024, Taufik Hidayat diangkat sebagai staf ahli Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres).
(Baca juga: Puncak Kekecewaan Taufik Hidayat Hanya Jadi Boneka di PBSI)
Keputusan Taufik Hidayat untuk keluar ini merupakan puncak kekecewaannya terhadap kepengurusan PBSI. Karena menurut dia, PBSI tidak melakukan pembenahan dari berbagai masalah dalam internal PBSI.
Sebagai staf ahli Bidang Binpres, dia akan dimintai keahliannya untuk memberikan masukan dalam peningkatan prestasi atlet-atlet yang bernaung di Pelatnas. Namun, kerap kali keputusan-keputusan PBSI tidak melibatkannya.
"Apalagi keputusan-keputusan krusial, seperti pemilihan pemain dan pelatih, semua dirembukin. Lah ini, pelatih (pemain) senior dan junior saja mereka (saling) nggak tahu program pelatihannya. Harusnya kan bisa kolaborasi," kata Taufik dalam pertemuan dengan para wartawan, Kamis (14/4/2022) petang.
(Baca juga: Kisruh di PBSI, Taufik Hidayat Mundur dari Kepengurusan)
Taufik menilai dalam keputusan promosi dan degradasi pemain dan pelatih harus lebih ekstra hati-hati. Yang pemain ada usia berapa yang bisa diseleksi, ada yang sudah tidak bisa, menurutnya harus dipertimbangkan lagi.
Pun dengan pelatih. Seharusnya memasukkan pelatih-pelatih baru juga harus dipikirkan secara hati-hati. "Ini ada karakter pelatih yang nggak bagus, malah main masuk (Pelatnas) saja," ujar peraih emas Olimpiade 2004 ini.
Dia menambahkan regenerasi pemain di PBSI masih belum seimbang. Dari lima sektor, hanya ganda putra yang memiliki sistem regenerasi yang baik dari para senior dan terus melahirkan junior-junior baru yang berkualitas. Sedangkan sektor lainnya, terlalu jauh perbedaannya.
"Ya tunggal putra pun juga begitu. Hanya ganda putra yang jenjang regenerasinya sudah baik," kata Taufik.