Kejuaraan Dunia: 4 Gelar dari Liliyana Natsir
Nama pebulutangkis putri Indonesia, Liliyana Natsir sudah pasti menjadi yang terdepan dalam hal raihan prestasi terutama pada ajang BWF World Championshps. Bagaimana tidak, pemain yang biasa di panggil dengan Butet ini sudah mengantongi empat gelar juara dari kejuaraan yang di Indonesia disebut dengan Kejuaraan Dunia. Uniknya empat gelar juara diperoleh dari dua partner yang berbeda.
Seperti dikutip laman PB Djarum, Butet memecahkan kebuntuan gelar juara dari sektor ganda campuran pada kejuaraan dunia. Bayangkan, dua puluh lima tahun Indonesia harus puasa gelar juara dari kejuaraan yang dimulai sejak tahun 1977. Butet meneruskan kejayaan legenda hidup bulutangkis Indonesia Christian Hadinata/Imelda Wiguna yang merebut gelar juara untuk pertama kalinya bagi Indonesia pada tahun 1980.
Tepat pada tahun 2005 Butet yang berpasangan dengan Nova Widianto muncul sebagai juara. Butet dan Nova pada tahun 2005 menjadi satu-satunya wakil merah putih. Datang sebagai unggulan keempat, Butet dan Nova memulangkan jagoan-jagoan ganda campuran masa itu seperti Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark pada babak ketiga, lalu ganda campuran nomor satu Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam pada babak semifinal. Pada babak final, ganda China, Xie Zhongbo/Zhang Yawen dikalahkan dalam laga tiga game.
Gagal mengulang sukses di tahun 2006, Butet dan Nova menciptakan sejarah kembali pada tahun 2007 dengan menjadi juara untuk kedua kalinya. Perjalanan menuju pentas juara dilalui dengan perjuangan yang keras. Contohnya di babak semifinal, Butet dan Nova harus berjuang keras mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menghentikan aksi ganda China, Xie Zhongbo/Zang Yawen dengan skor ketat 21-15, 15-21, 22-20.
Tetapi di babak final, Butet dan Nova bisa menang dalam dua game dari penunggu unggulan pertama asal China lainnya Zheng Bo/Gao Ling dengan 21-16, 21-14. Pada tahun 2009, usaha mempertahankan gelar juara kandas. Di babak final Butet dan Nova harus mengakui ketangguhan pasangan dari Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dengan 13-21, 17-21. Pada tahun 2010, Butet dan Nova kembali terganjal. Kali ini pasangan dari China, Zheng Bo/Ma Jin yang mengalahkan mereka pada babak perempat final dengan 19-21, 21-23.
Mundurnya Nova Widianto membuat posisinya digantikan oleh Tontowi Ahmad. Uji coba pertama pada tahun 2011, Butet dan Tontowi atau yang biasa dipanggil Owi langsung menggebrak. Sayang penampilannya baru bisa menembus babak semifinal. Butet dan Owi dihentikan dengan angka 16-21, 19-21 oleh pasangan gado-gado Inggris – Skotlandia, Chris Adcock/Imogen Bankier.
Pada tahun 2013 barulah nama Butet dan Owi muncul sebagai kampiun. Butet dan Owi membabat unggulan kedua sekaligus musuh bebuyutannya dari China, Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan rubber game, 15-21, 21-18, 21-13. Di final, pasangan China, Xu Chen/Ma Jin yang merupakan unggulan teratas dikalahkan dalam rubber game 21-13, 16-21, 22-20. Inilah gelar pertama bagi pasangan ini, tetapi gelar ketiga bagi Butet.
Gelar keempat bagi Butet diciptakan di Glassgow, Skotlandia pada tahun 2017. Di tahun ini, Butet dan Owi menjadi yang terbaik. Padahal China datang dengan para pemain ganda campuran terbaiknya. Tetapi satu persatu pasukan negeri tirai bambu bisa ditaklukkan Butet dan Owi. Wang Yi Lyu/Duang Dong Ping takluk di tangan Owi Butet dengan 19-21, 21-15, 21-18 pada babak perempat final. Di babak final giliran unggulan pertama Zheng Si Wei/Chen Qing Chen dikalahkan dengan 15-21, 21-16, 21-15.
Mundurnya Butet pada tahun 2019 masih menyiasakan pekerjaan rumah bagi bulutangkis Indonesia. Para calon pengganti belum bisa mendekati prestasi yang diraih pemain kelahiran Manado, Sulawesi Utara. Hanya ada Melati Daeva Oktavianti dan pasangannya Praveen Jordan yang digadang-gadang bakal menjadi penggantinya. Namun pasangan ini pun masih belum dapat dijadikan andalan karena Praveen masih penyembuhan pasca operasi.