Swiss Open 2023: Apri/Fadia Mundur Karena Cedera, Indonesia Tanpa Wakil di Final
Pasangan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mundur di babak semifinal Swiss Open 2023 melawan pasangan Jepang, Sayaka Hirota/Yuki Fukushima, Sabtu (25/3/2023). Mereka mundur karena Apri yang mengalami cedera.
"Cedera bahu kanan ini pasti sangat mengganggu. Kalau tidak mengganggu pasti saya tidak akan retired. Namanya atlet pasti ada namanya cedera. Saya hanya berpikiran untuk ke depan. Daripada juga maksa tapi malah makin berat cederanya. Saya juga sudah diskusi dengan Fadia dan pelatih. Jadi saya lebih baik mundur agar cederanya tidak makin parah. Minta doanya saja supaya saya bisa balik main lagi," kata Apri.
Apri menambahkan, sebenarnya cedera ini timbul dan hilang. Terasa tapi terus hilang. Dia seperti tak merasa sakit, tetapi kemudian merasa sakit lagi. Saat main pertama di Swiss Open 2023, sudah mulai terasa lagi.
"Cuma enggak saya rasakan. Tetapi, besoknya saat lawan Thailand, sudah mulai terasa lagi," kata dia.
"Kemarin malam, bahu saya seperti ngilu sekali. Saya hari ini tetap memaksakan main dengan menahan sakit saja," kata Apri menambahkan.
Fadia menambahkan pastinya pertandingan hari ini lawannya lebih berpengalaman. Juga ini merupakan pertemuan pertama kali. Dari kemarin dia sudah sempat lihat rekaman video bagaimana pola permainan pasangan Jepang ini. Bisa dibilang sebuah pertandingan yang berjalan alot.
"Pertandingan tadi juga tidak mudah. Yang jelas mereka lebih berpengalaman dan lebih konsisten saja. Buangan bola-bolanya dan permainannya lebih rapi," kata Fadial
Setelah ini, dia akan tetap menjaga kondisi. Buat Apri, dia mengimbau tidak perlu buru-buru, masih harus dilihat bagaimana kondisi cederanya beberapa hari ke depan.
"Tidak perlu memaksakan diri. Apalagi bulan depan sudah mulai kualifikasi buat Olimpiade Paris. Jadi mau fokus dulu ke recovery cederanya Apri," kata Fadia menambahkan.
Sementara itu, Indonesia memastikan tanpa wakil di final. Setelah mundurnya Apri/Fadia, pemain tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dipaksa menyerah dari lawannya, Pornpawee Chochuwong dari Thailand, 21-18, 13-21 dan 17-21.
"Bersyukur karena makin ke sini rasanya, saya mainnya makin lumayan. Tetapi, tadi ada beberapa evaluasi yang memang harus diperhatikan sekali, seperti stamina. Pada gim ketiga kelihatan sekali, meskipun sebenarnya mungkin kita sama-sama lelah, tapi memaksanya saya masih kelihatan kurang. Tadi lawan beberapa kali memberi pressure, tapi sayanya malah seperti tidak bisa lepas dari tekanan lawan," kata Gregoria.
Kita mungkin sama-sama pemain yang bisa dibilang polanya hampir sama. Jadi memang mau tidak mau harus saling tahan satu sama lain. Tetapi yang paling penting, dia harus bisa meminimalisir mati sendiri.
"Bersyukur bisa ke semifinal, tetapi jujur saya sebetulnya ingin hasil yang lebih. Sebetulnya saya lihat ada jalan di sini untuk lolos ke final yang walaupun itu tidak gampang. Tetapi sebetulnya saya bisa. Tapi sangat disayangkan saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan itu," kata dia.
Mungkin untuk ke depannya, kalau berada di situasi seperti ini yang disiapkan harus banyak, seperti mental. Dia harus melihat bagaimana susahnya sudah sampai di sini. Jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan.
"Setelah ini, saya ingin recovery yang bagus dulu. Karena jujur, lumayan melelahkan juga di pertandingan kali ini. Apalagi beberapa hari kemarin saya sempat flu berat. Jadi saya coba ingin recovery sebaik mungkin. Menjaga badan, minum vitamin, makan teratur, istirahat tidur juga teratur. Mungkin sisanya saya akan coba beradaptasi dengan kondisi lapangan dan cuaca di Madrid nanti seperti apa, saya akan lihat juga," kata dia lagi.