Eks Pelatih Taufik Hidayat: Harus Ada Program Akselerasi Buat Alwi Farhan
Bulutangkis.republika.co.id, JAKARTA -- Pelatih bulu tangkis senior Mulyo Handoyo menyebut bahwa Alwi Farhan merupakan aset berharga yang perlu dibina dengan baik, karena akan menjadi andalan masa depan bulu tangkis Indonesia.
“Ini aset yang bagus sehingga mesti harus ada program akselerasi percepatan untuk anak ini supaya dia lebih cepat berkembang menjadi senior. Paling nggak ada prioritas supaya dia dapat naik level ke tingkat lebih tinggi,” kata Mulyo.
Menurut Mulyo, kejuaraan dunia bulu tangkis junior adalah patokan bagi gambaran pemain senior di masa depan, mengingat banyak pemain senior saat ini awal suksesnya berasal dari kejuaraan junior tersebut.
Menurut mantan pelatih pebulu tangkis legendaris Taufik Hidayat itu, penting untuk memberikan program akselerasi percepatan kepada pemain muda ini agar mereka bisa berkembang lebih cepat menuju level senior yang lebih tinggi seperti Olimpiade di tahun 2028.
“Pemain ini (Alwi Farhan) menurut saya bisa mencapai puncaknya di Olimpiade 2028. Kalau Olimpiade 2028, dia kan baru umur 23 tahun, itu golden age nya di sana, sehingga kalau kita salah, habis hilang waktunya,” kata Mulyo.
Dia mengatakan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan adalah membantu pemain muda naik ke level berikutnya. Banyak juara di Asian Games dan bahkan juara dunia sebelumnya adalah mantan juara junior, yang menunjukkan bahwa pemain muda memiliki potensi besar.
Lebih lanjut, Mulyo mengatakan keberhasilan ini harus memberikan semangat dan keyakinan diri karena dalam waktu singkat, pemain tersebut harus siap bersaing dalam turnamen senior.
Alwi mengukir sejarah dalam kejuaraan dunia bulu tangkis junior 2023 di The Podium Arena, Spokane, Washington, Amerika Serikat, akhir pekan lalu, dengan menjadi pebulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai nomor tunggal putra Kejuaraan Dunia Junior BWF.
Alwi menjadi kampiun setelah menggusur unggulan ketiga, Hu Zhe An (China) dengan skor 21-19, 19-21, 21-14 dalam laga selama 65 menit di partai final.
Mulyo berharap prestasi Alwi akan menjadi inspirasi bagi para pemain muda lainnya untuk terus berjuang dan mengukir prestasi dalam dunia bulu tangkis.
Dia mengaku telah mengenal Alwi tetapi tidak secara detail. Namun, Mulyo melihat bakat, keinginan dan kerja keras yang ada dari pemain asal Surakarta tersebut sangat tinggi.
“Makanya saya sudah sampaikan kepada orang tuanya ini (Alwi Farhan) harapan untuk masa depan sangat cerah, punya bakat untuk bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi,” katanya.
Terkait dengan perkembangan bulu tangkis Indonesia saat ini, Mulyo mengingatkan pentingnya bagi segenap insan bulu tangkis Indonesia untuk melakukan evaluasi yang tegas dan jelas agar bisa bersaing di Olimpiade yang akan datang. Persiapan yang baik sangat dibutuhkan menuju masa depan yang lebih sukses.
“Kita harus bangkit, meski bulu tangkis kita sempat kalah di Asian Games. Dengan keberhasilan Alwi ini semestinya menjadi motivasi bulutangkis muda Indonesia bisa bersaing di kejuaraan berikutnya,” katanya.
Apresiasi juga diberikan Mulyo kepada pebulu tangkis tunggal putri Chiara Marvella Handoyo yang meraih runner up dan menyumbang medali perak di kejuaraan tersebut.
Di partai final, Chiara seperti tampil antiklimaks saat melawan Pitchamon Opatniputh asal Thailand. Hanya dalam 33 menit, Chiara menyerah kalah 11-21, 9-21.
“Mencapai juara dan runner up kita apresiasi sangat luar biasa dan ini modal besar buat bulu tangkis Indonesia semestinya. Keberhasilan ini paling nggak masa depan bulutangkis kita semestinya masih cemerlang,” kata Mulyo.