Ini Para Pemain Muda Dunia yang Diprediksi Bakal Bersinar di All England
Turnamen Jerman Terbuka yang menjadi pembuka tur Eropa telah selesai. Dalam beberapa hari, turnamen bulu tangkis tertua dunia, All England akan segera digelar. All England bisa jadi salah satu buruan para pemain dunia untuk melengkapi koleksi prestasi mereka.
(Baca juga: Hilangkan Memori Buruk di All England 2021, Tim Indonesia Terbang ke Inggris)
Sedangkan untuk para pemain muda, All England ini menjadi ajang pembuktian. Bukan tidak mungkin, mereka memberikan kejutaan dengan mengalahkan pemain-pemain unggulan. Berikut para pemain muda yang diperkirakan akan bersinar di All England 2022:
1. Loh Kean Yew
Tidak ada yang menduga pemain berusia 24 tahun ini bisa menjadi Juara Dunia 2021. Loh memang sangat meningkat pesat permainannya sejak dilatih Mulyo Handoyo. Mulyo merupakan pelatih Taufik Hidayat saat meraih medali emas Olimpiade 2004.
Pada 2019, sebelum pandemi, Loh sempat menjadi juara turnamen kelas Super 300, Thailand Masters. Di final, Loh mengalahkan pemain Cina peraih dua medali emas Olimpiade, Lin Dan.
(Baca juga: Memori All England 1994 (Bagian 1): Topi Om Tong Terbang, Yubing Muntah-Muntah)
Pada 2021, Loh langsung unjuk gigi di turnamen-turnamen yang lebih tinggi levelnya. Di Hylo Open 2021, Loh menjadi juara dengan mengalahkan pemain Malaysia, Lee Zii Jia. Di Indonesia Terbuka Super 1000, bahkan Loh nyaris menjadi juara kalau tidak dijegal peraih emas Olimpiade 2020 dari Denmark, Viktor Axelsen.
Dan puncaknya di Kejuaraan Dunia 2021 yang diselenggarakan di Huelva, Spanyol. Loh mampu menjadi juara setelah mengalahkan pemain dari India, Srikant Kidambi dalam dua gim. Loh menjadi satu-satunya pemain Singapura yang menjadi Juara Dunia.
Berkat aksi-aksi cemerlangnya pada tahun lalu pula, kini peringkat dunia Loh melesat menjadi peringkat 9 dunia. Hanya beda 7 ribu poin untuk menggusur Jonatan Christie yang berada di atasnya.
Di turnamen Jerman Terbuka 2022, Loh tidak beruntung dengan dikalahkan pemain ulet asal Kanada, Brian Yang di babak pertama. Di All England, di babak pertama, Loh sudah harus bertemu dengan pemain unggulan tiga dari Denmark, Anders Antonsen. Pertemuan yang menarik karena Loh pun pernah mengalahkan Antonsen yang kerap disebut Istora Boy ini.
2. Kunlavut Vitidsarn
Pemain kedua yang berpotensi akan bersinar di All England yaitu pemain muda dari Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Kunlavut ini menjadi fenomena baru dari Thailand sejak pemain junior. Kunlavut merupakan pemain dengan menjadi juara dunia junior selama tiga tahun beruntun yaitu pada 2017-2019. Tak heran, Kunlavut bertengger lama di peringkat 1 dunia untuk pemain tunggal putra junior.
Masuk ke turnamen senior, Kunlavut tak langsung bersinar. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, membuatnya tak banyak mengikuti turnamen-turnamen dunia. Pada 2021, dia mulai menunjukkan eksistensinya.
(Baca juga: Memori All England Bagian 2: Lebaran di Negeri Orang dan Koper Mia Audina Hilang)
Di Piala Thomas dan Piala Sudirman 2021, Kunlavut menjadi pemain tunggal kedua untuk tim Thailand. Saat pemain tunggal pertama Thailand, Kantaphon Wangcaroen sedang turun, justru Kunlavut yang kerap meraih poin kemenangan untuk Thailand. Puncaknya di ajang BWF Super Series Final 2021, Kantaphon menjadi finalis dengan dikalahkan peraih emas Olimpiade 2020 dari Denmark, Vikton Axelsen.
Di turnamen Jerman Terbuka 2022 ini pun, Kunlavut lolos ke partai puncak untuk melawan pemain muda lainnya dari India, yang juga sedang bersinar, Lakhsya Sen. Saat ini, Kunlavut ada di peringkat 20 dunia. Sudah melangkahi peringkat seniornya, Kantaphon yang ada di 21 dunia dan menjadi pemain tunggal pertama Thailand.
Di All England, Kunlavut akan melawan pemain India, HS Prannoy di babak pertama. Di babak kedua, Kunlavut berpeluang melawan Jonatan Christie jika sudah diperbolehkan main. Karena Jonatan telah dinyatakan positif Covid-19 sejak beberapa hari lalu.
3. Lakhsya Sen
Pemain muda selanjutnya yang diperkirakan akan bersinar di All England yaitu pemain India, Lakhsya Sen. Di kelas junior, Lakhsya Sen selalu berada di bawah bayang-bayang superioritas Kunlavut Vitidsarn. Di Kejuaraan Dunia Junior 2018, Lahsya meraih medali perunggu. Medali emas tentu saja diraih Kunlavut. Tapi Lakhsya berhasil mencuri medali emas Juara Asia Junior 2018 dari tangan Kunlavut.
Akan tetapi, semenjak masuk ke kelas senior, langkah pemain berusia 20 tahun ini lebih lancar dibanding Kunlavut. Pada 2019, Lakhsya menjuarai tiga turnamen yaitu Belanda Terbuka, Saarlorlux Terbuka di Jerman dan Scottish Terbuka di Skotlandia.
Pada 2021, Lakhsya juga melesat meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia BWF. Dan tahun ini, Lakshya menjadi finalis di India Terbuka dan kini dia juga melangkah ke partai puncak turnamen Jerman Terbuka 2022.
Saat ini, Lakhsya berada di peringkat 12 dunia BWF, hanya selisih 200 poin dengan seniornya, Srikant Kidambi yang berada di atasnya. Hanya tunggu waktu saja, Lakhsya menggusur Srikant jika Lakhsya berhasil menjadi juara di Jerman.
Di All England, Lakhsya akan melawan seniornya, Sourabh Verma di babak pertama. Jika menang, Lakshya akan melawan pemenang antara unggulan tiga dari Denmark, Anders Antonsen melawan Juara Dunia 2021 dari Singapura, Loh Kean Yew. Bukan lawan yang mudah tentunya untuk Lakhsya.
4. Brian Yang
Pemain muda lainnya yang diperkirakan akan bersinar yaitu pemain asal Kanada, Brian Yang. Pemain ini juga masih berusia 20 tahun. Brian tampil cemerlang saat menjadi bagian tim Kanada dalam Piala Thomas 2021. Beberapa kali Brian mengalahkan dan memberi perlawanan yang ulet terhadap para pemain unggulan.
Di babak pertama Jerman Terbuka 2022, Brian membuat kejutan dengan mengalahkan Juara Dunia 2021 dari Singapura, Loh Kean Yew. Meski kemudian di babak kedua, Brian dikalahkan pemain Jepang, Kenta Nishimoto.
Di All England, Brian diperkirakan akan mudah melewati babak pertama melawan pemain veteran Thailand, Sitthikom Thammasin. Tapi di babak kedua, Brian kembali akan melawan Kenta Nishimoto atau unggulan keenam dari Malaysia, Lee Zii Jia.
Kesamaan dari empat pemain muda ini yaitu mereka merupakan rekan tandem peraih emas Olimpiade 2020 asal Denmark, Viktor Axelsen. Karena pandemi Covid-19 membuat Axelsen melakukan pelatihan di Dubai.
Axelsen pun mengajar sejumlah pemain sebagai rekan tandemnya saat berlatih di Dubai. Empat orang di antaranya merupakan para pemain muda yang memang sedang menanjak karirnya. Axelsen sepertinya paham empat pemain ini akan bersinar pada waktunya.
Sayangnya tidak ada pemain Indonesia di situ. hehe...