Sindir Ginting dan Fajar Mau Cabut dari SGS, Taufik Hidayat: Prestasinya Mana?
Selain membicarakan terkait alasan mundurnya dari kepengurusan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Taufik Hidayat juga menyinggung terkait isu ingin keluarnya beberapa atlet dari Klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS).
(Baca juga: Puncak Kekecewaan Taufik Hidayat Karena Hanya Jadi Boneka di PBSI)
Di Klub SGS, Taufik Hidayat sendiri menjabat sebagai Wakil Ketua Klub SGS. Pemain klub SGS yang saat ini berada di Pelatnas di antaranya pemain tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan pemain spesialis ganda putra, Fajar Alfian.
"Kalau ada yang mau pindah, pindah saja. Kalau baik-baik silahkan, kalau nggak, ya nggak apa-apa. Simple saja," kata Taufik dalam pertemuan dengan para wartawan, Kamis (14/4/2022) petang.
(Baca juga: Kisruh di Internal PBSI, Taufik Hidayat Memutuskan Mundur dari Kepengurusan)
Taufik menambahkan, dia sendiri tidak munafik dan selalu memiliki komitmen. Jika memang sudah tidak nyaman, ya sudah keluar saja. Seperti yang dia lakukan dalam kepengurusan PP PBSI.
Taufik sendiri menilai, klub itu ibarat ibu yang melahirkan kita. Tanpa ibu, kita bukan siapa-siapa. Tanpa klub yang membesarkan kita dari nol, para atlet yang sedang berkelas dunia itu, bukan siapa-siapa juga.
"Jadi sebenarnya nggak apa-apa atlet mau keluar atau pindah klub. Tapi harus diingat, prestasinya mana dulu. Kalau nggak berprestasi, belum tentu diajak (masuk klub lain)," sindir peraih medali emas Olimpiade 2004 ini.
(Baca juga: Tur Eropa Jadi Penentuan Fajar/Rian, Berprestasi atau Makin Tertinggal)
Taufik juga menyinggung soal aturan kepindahan pemain dari klub yang sudah tertulis di PBSI. Termasuk dalam pembayaran transfer pemain. Jumlah transfer pemain ini tergantung dari peringkat dunia atlet yang ingin pindah klub.
"Jadi ada yang lima besar dunia berapa jumlahnya, 10 besar dunia berapa. Kalau nggak salah sih kalau 10 besar dunia, Rp 2 miliar ya. Bisa dicek aturannya di PBSI," kata Taufik.
"Jadi kalau ada yang mau keluar, silahkan saja. Duitnya sini kita pakai buat pembinaan di SGS. Ayo, ayo, anak-anak di luar sana, bisa kita latih dan kita bina di SGS. Biar kita bisa ngelahirin yang baru-baru lagi kayak mereka," kata Taufik sambil tertawa.
Seperti diketahui, Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian merupakan pemain dari klub SGS yang saat ini berada di 10 besar dunia. Ginting berada di peringkat 5 dunia, sedangkan Fajar bersama rekannya, Muhammad Rian Ardianto ada di peringkat 8 dunia.
Baik Ginting maupun Fajar, saat ini prestasinya kerap timbul tenggelam. Ginting bahkan dalam sejumlah turnamen di Eropa tidak menunjukkan prestasi yang mumpuni. Di Swiss Terbuka 2022 pun, Ginting harus angkat koper dari babak pertama.
Terakhir kali Ginting menjuarai turnamen yaitu pada Indonesia Masters 2020 yang merupakan turnamen kelas Super Series 500. Prestasi tertinggi Ginting yaitu ikut menjadi bagian dalam membawa pulang Piala Thomas 2020. Sedangkan di ajang Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, Ginting belum beruntung.
Sedangkan Fajar bersama rekannya, Rian juga sempat mengalami stagnansi. Pasangan yang kerap diharapkan melanjutkan regenerasi dari Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo ini, malah tertutup dari bayang-bayang dua seniornya tersebut. Bahkan di turnamen-turnamen yang tidak diikuti dua seniornya ini, Fajar/Rian tidak mampu berbicara banyak.
Untungnya, di turnamen Swiss Terbuka 2022 berkelas Super Series 300, Fajar/Rian menjadi juara. Tapi di Korea Terbuka 2022, Fajar/Rian gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah di babak final. Seperti Ginting, Fajar/Rian juga belum mampu berbicara banyak di ajang sekelas Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.