Home > Sejarah

Memori All England 1994 (Bagian 3): Bom IRA Guncang Heathrow, Pertandingan Ditunda

Tim Denmark yang mestinya bertanding di hari pertama, hingga Senin pagi, pesawat mereka belum berangkat. Bahkanm sampai sore hari belum didapat kepastian, kapan tim Denmark akan tiba di Birmingham.
Ilustrasi suasana All England di Birmingham. (Foto: allenglandbadmnton.com)
Ilustrasi suasana All England di Birmingham. (Foto: allenglandbadmnton.com)

Serangkaian serangan bom mortir oleh Tentara Republiken Irlandia (IRA) terhadap Bandara Heathrow, London, selama tiga hari yakni 9, 11, dan 13 Maret 1994 ikut mewarnai pelaksanaan All England 1994. Serangan ketiga terjadi bersamaan dengan tibanya rombongan tim bulu tangkis Indonesia di Bandara Birmingham dari Amsterdam.

Suasana di Bandara Birmingham sebenarnya biasa-biasa saja. Tak ada pengamanan yang ketat dan berlebihan. Seluruh penumpang dari kedatangan luar negeri seperti biasa hanya menjalani pemeriksaan paspor di keimigrasian. Setelah selesai langsung ke ruang bagasi untuk mencari koper masing-masing.

Peristiwa tersebut rupanya tak lebih dari sekadar berita biasa bagi para pebulu tangkis Indonesia. Malah banyak di antara pebulu tangkis kita, tak tahu, jika serangan IRA terhadap bandara Internasional Inggris itu meledak di hari yang sama dengan ketibaan tim Indonesia. Ketika berbincang-bincang dengan saya, mereka sama sekali tak menggubris kalau ada peristiwa itu.

''Saya nggak tahu tuh kalau ada lejadian itu,'' kata Yuni Kartika, kala itu. ''Ah, nggak mikirin itu deh,'' sambung pemain tunggal putri ini.

Hal serupa juga diungkapkan Susy Susanti. Juara dunia 1993 ini mengaku kejadian itu sama sekali tak memengaruhi perasaannya. ''Kenapa mesti takut. Urusan mati itu kan di tangan Tuhan. Lagi pula, itu kan peristiwanya di London bukan di Birmingham,'' katanya.

Tapi, gara-gara serangan IRA itu perhelatan All England sempat tertunda. Mestinya, pertandingan babak kualifikasi kejuaraan (saat itu masih ada babak kualifikasi, sekarang tidak lagi), dilangsungkan hari Senin (14/3/1994). Menyusul peristiwa serangan bom mortir di bandara Heathrow, jadwal pertandingan itu pun diundurkan menjadi Selasa.

Penundaan itu sengaja dilakukan panitia, karena dengan terjadinya peledakan itu, para pemain Cina dan Denmark terpaksa tak bisa datang tepat waktu. Tim Cina. misalnya, karena aksi serangan itu, pesawat yang mereka tumpangi tak bisa mendarat di Heathrow. Tapi dialihkan dulu ke Paris. Itu mengapa kedua tim yang mestinya sudah tiba di Inggris Ahad malam lalu (13/3), urung datang. Padahal mestinya, para pemain mereka akan turun di di partai tunggal hari pertama.

Demikian pula dengan tim Denmark yang juga mestinya bertanding di hari pertama, hingga Senin pagi, pesawat mereka belum berangkat. Hingga Senin sore belum didapat kepastian, kapan tim Denmark akan tiba di Birmingham.

Susy Susanti.
Susy Susanti.

Tak pengaruhi tim Indonesia

Meski faktanya pertandingan ditunda, bagi para pemain Indonesia penundaan itu tak berpengaruh. Bahkan dua bintang Indonesia yang diramalkan bisa mempertahkan gelar juara tunggal saat itu, Susy Susanti dan Hariyanto Arbi, tetap optimis bisa mengulang sukses mereka. Kedua pebulu tangkis Indonesia yang tahun lalu menjuarai nomor tunggal putra dan tunggal putri All England, Rabu (16/3/1994) baru turun gelanggang. Keduanya pun telah siap mempertahankan gelar yang direbutnya tahun lalu.

''Saya siap mempertahankan gelar tahun lalu. Kalau semuanya normal-normal saja, mudah-mudahan perjalanan saya sampai pertandingan puncak tidak mengalami hambatan,'' kata Susy kepada saya di sela-sela latihan tim Indonesia Selasa (15/3/1994).

Saat itu Susy boleh sedikit lega. Sebab, kemungkinan besar ia tak akan menemui kesulitan dalam pertandingan pertamanya melawan Anne Gibson (Skotlndia). Sebelumnya, pemain asal Tasikmalaya ini diperkirakan bakal menemui kesulitan di babak awal. Pasalnya, calon lawannya adalah Pernille Nedergaard (Denmark). Namun, mantan pemain terbaik Eropa ini batal tampil dan tempatnya digantikan Gibson.

''Siapapun lawan yang akan saya hadapi, saya tak mau menganggap enteng. Begitu pula di pertandingan pertama, saya tetap bermain seperti biasanya,'' ujar pemegang medali emas Olimpiade Barcelona ini.

Pada akhirnya Susy memang tidak menemui kesulitan dan menjadi juara.

Hariyanto Arbi. (Foto: Instagram Hariyanto Arbi)
Hariyanto Arbi. (Foto: Instagram Hariyanto Arbi)

Senada dengan Susi, Hariyanto Arbi juga menyatakan kesiapannya untuk mempertahankan gelar yang direbutnya setahun sebelumnya. ''Sudah sampai di sini (Birmingham -red), tentunya saya sudah siap untuk bertempur dan untuk mempertahankan gelar tahun lalu,'' kata Hari.

Di nomor tunggal kala itu, persaingan cukup ketat. Bukan hanya antara pemain Indonesia dan pemain luar negeri, tapi juga antarpemain Indonesia sendiri. Selain Hari yang diunggulkan di tempat pertama, Indonesia menempatkan Ardy B Wiranata di unggulan kedua. Kedua pemain ini diperkirakan bakal bertemu di final, di samping favorit lainnya seperti Thomas Stuer-Lauridsen dan Poul-Erik Hoyer larsen (Denmark). Juara dunia 1993 Joko Supriyanto absen tahun itu.

Hari pun mampu mempertahankan gelarnya di Birmingham. Seperti diprediksi sebelumnya, di final dia bertemu Ardy dan menang 15-12, 17-14.

× Image