Home > Sejarah

Memori All England 1994 (Bagian 5): Suatu Malam di Kamar 98 New Cobden Hotel

Pada pertemuan itu, Christian mengharapkan Ricky/Rexy yang baru saja juara di Swedia Terbuka bisa tampil lebih bagus lagi di Birmingham.
Ilustrasi suasana All England di Birmingham, Inggris. (Foto: allenglandbadminton.com)
Ilustrasi suasana All England di Birmingham, Inggris. (Foto: allenglandbadminton.com)

Malam belum lagi larut. Jarum jam baru menunjukkan pukul 20.15 waktu Birmingham, Senin (14/03/2022) . Tapi, di Jakarta sudah Selasa dini hari.

Suasana santai namun serius, begitu kelihatan di kamar 98 New Cobden Hotel. Di tempat ini, pelatih ganda putra Christian Hadinata sedang memberikan suntikan motivasi kepada para pemain asuhannya.

Dikelilingi Rexy Mainaki dan kawan-kawan, Christian, yang baru saja tiba dari Swedia -- dengan kalimat-kalimat segarnya yang terus mengalir membuat pertemuan tersebut memang terasa santai. Dengan cara begini, dia berharap para pemainnya yang akan berlaga di All England dapat tampil maksimal.

''Ini sebetulnya pertemuan biasa saja. Supaya para pemain termotivasi untuk bermain sebaik-baiknya,'' kata Christian kepada saya yang hadir dalam pertemun tersebut. ''Apalagi ada beberapa pemain yang baru saja tampil di Swedia. Saya rasa mereka perlu dimotivasi lagi biar tidak jatuh,'' tambahnya.

Menurut legenda bulu tangkis Indonesia itu, cara tersebut memang kerap dilakukannya kepada para pemain sebelum bertanding. Dengan demikian, harapannya, para pemain juga merasa bersatu meskipun jenis pertandingannya adalah individu.

Di depan para pemain asuhannya itu, di antaranya juara Swedia Terbuka 1994 Ricky Subagdja/Rexy Mainaky, Christian mengatakan bahwa peluang untuk merebut gelar juara bagi pemain-pemain Indonesia sangat terbuka.

'Dengan diunggulkannya Ricky/Rexy di tempat pertama, dan Bambang/Gunawan di tempat kedua, ini menunjukkan bahwa kita difavoritkan juara,'' kata Christian.

''Tapi hal ini jangan sampai membuat kita terlena. Saya ingatkan bahwa perjuangan belum selesai kalau angka belum berakhir sampai 15, atau 17 dan 18 bila terjadi deuce,'' ujar Christian. ''Kita harus ingat lawan pun memiliki falsafah seperti ini,'' sambungnya.

Pada pertemuan itu, Christian juga mengharapkan agar Ricky/Rexy bisa tampil lebih bagus lagi di Birmingham. ''Saya mengharapkan kalian berdua peak performance-nya di Birmingham, bukan di Swedia. Jadi jangan seperti tahun lalu, ini sangat saya tidak harapkan,'' ujar Christian sambil mengarahkan mukanya ke Ricky dan Rexy.

Tahun lalu, Ricky/Rexy juga menjuarai Swedia Terbuka. Tapi, di All England sepekan kemudian mereka tumbang di babak perempat final di tangan Jon-Hols Christensen/Thomas Lund yang akhirnya menjadi juara.

''Kali ini juga merupakan kesempatan bagi Bambang Supriyanto. Keinginan kamu untuk main bersama Gunawan di Birmingham akhirnya kesampaian. Karena itu, jangan disia-siakan,'' kata juara ganda putra All England 1972 dan 1973 –berpasangan dengan Ade Chandra.

Juni 1993, di tempat sama, Bambang harus mengubur keinginannya untuk tampil bersama Gunawan dalam kejuaraan dunia. Waktu itu, begitu tiba di Birmingham, Bambang langsung sakit dan terpaksa dibawa kembali ke Jakarta.

Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. (Foto: Dok. Republika)
Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. (Foto: Dok. Republika)

Usai pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, kepada saya Christian mengatakan seharusnya Ricky/Rexy tampil pada peak performance-nya. Ia menilai, setelah melihat permainan di Swedia, Rexy tampak belum pada peak performance-nya.

''Saya harapkan dia dapat meningkatkan diri. Kalau Ricky boleh dikatakan lebih stabil, karena sudah sering tampil sebelumnya. Sedangkan Rexy sudah dua bulan tidak bertanding.''

Christian juga berharap, kekurangan Rexy dapat ditutupi dengan motivasi dansemangat dari dirinya sendiri. ''Dengan baru saja juara di Swedia, seharusnya makin meninggikan motivasi Rexy di All England,'' katanya.

Menyinggung tentang peluang ganda nomor satu Indonesia itu, Christian memperkirakan di babak-babak awal merek masih belum menemui ujian. ''Batu sandungan pertama mereka mungkin di delapan besar. Diperkirakan Ricky/Rexy akan bertemu lagi dengan Peter Axelsson/Par Gunnar Jonsson yang mereka kalahkan di Swedia,'' katanya.

Kecuali Ricky/Rexy dan Bambang/Gunawan, Indonesia juga menurunkan Imay Hendra/Dicky Purwosugiono dan Deny Kantono/Antonius. Rencananya, Eddy Hartono/Rudi Haditono juga akan tampil. Tapi kemudian batal, karena Eddy masih belum sembuh dari cedera otot paha kanannya.

Sesuai skenario undian pertandingan, Ricky/Rexy dan Bambang/Gunawan yang diunggulkan di tempat pertama dan kedua tampil di partai puncak. Bambang benar-benar maksimal memanfaatkan kesempatan berpasangan dengan Gunawan dan mencatatkan diri sebagai juara ganda putra.

Ricky/Rexy datang lagi ke Birmingham pada 1995 dan mereka akhirnya menjadi juara All England setelah di final mengalahkan Denny Kantono/Antonius. Setahun kemudian mereka mempertahankan gelar lewat kemenangan atas Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Malaysia) di duel final.

× Image